Aku Akan Setia Untukmu Selamanya

Aku Akan Setia Untukmu Selamanya – Untukmu yang telah melumpuhkan hatiku, aku ingin engkau tahu, bahwa aku selalu berusaha menjauhi darimu, aku selalu berusaha bersikap tidak acuh padamu, saat di depanmu aku selalu berlagak normal walaupun aku hanya berpura–pura.

Saat aku ingin berbual denganmu, hatiku menghalang, pikiran warasku mengatakan: “jangan.” tapi aku kalah pada nafsu.

Walaupun kita hanya berbual kosong, tapi itu sudah cukup menggembirakan ku saat engkau mebalas pesan singkat yang ku kirimkan, kadang-kadang kata-kata ini berterbangan dalam pikiranku.

Jika Allah mendatangkan kesadaran dalam diri supaya meninggalkan cinta seorang lelaki, bermakna Allah mau mengambil kita kembali untuk dijaga oleh-Nya.

Mengapa masih ragu-ragu? Kekuatan usah di tunggu tapi harus dicari. Hargailah di atas kesempatan yang Allah berikan. “Sebesar-besar dosa adalah dosa yang di lakukan ketika rasa berdosa melakukannya.” (Imam Ghazali).

Beberapa butir air mata menetes mengenangkan kekhilafan diri ini.

Tahukah engkau yang telah melumpuhkan hatiku? Memang aku seorang yang sukar untuk melafazkan perkataan “sayang” kepada orang yang benar-benar aku sayang, apalagi kepadamu.

Lisan ini seolah-olah terkunci. Dan aku rasa beruntung karena tidak pernah mengucapkan bahwa aku mencintaimu, dan jauh didasar hatiku mengatakan engkau masih menyayanginya, walaupun engkau menyadari dia sudah punya pengganti, itu hanya prasangkaku.

Dulu, hatiku sakit ketika berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tiada aku dalam kamus cintamu. Dan rasa sakit, sakit yang terasa begitu perih.

Namun seribu kali rasa sakit itu lebih baik di saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang sangat berarti bagiku.

Ketenteramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku. Dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.

Kini, harapanku untuk bersama denganmu semakin cerah, namun aku mengerti engkau masih belum bersedia, dan aku akan setia menunggumu selamanya.

Untukmu yang telah melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengubah saat-saat pertemuan itu, hingga tiada tatapan pertama itu, yang membuat hati ini terus mengingatmu.

Walaupun banyak yang telah aku temui, tapi tetap aku menghalang diriku dari menyukai lelaki lain selain dirimu. Karena diriku sudah lumpuh disebabkan oleh dirimu. Tapi aku gagal menjaga perasaan itu, maafkan aku.

Untukmu yang telah melumpuhkan hatiku, aku tahu dirimu masih belum bersedia untuk menikah denganku dengan segera. Masih banyak perkara lain dalam hidup ini yang harus engkau kejar, aku tahu engkau tidak ingin menanggung beban ini, yang akhirnya akan menuju kerusakan, jika hati itu tidak mampu kau jaga.

Aku Akan Setia Untukmu Selamanya
Aku Akan Setia Untukmu Selamanya

Ya, aku pun sama denganmu, aku tidak mau berpacaran denganmu.

Untukmu yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku adalah milikmu. Namun tidak akan aku berikan setitikpun saat-saat ini, karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada suamiku. Dan aku ingin menjadi ketua bidadari kepadamu. Izinkan aku.

Untukmu yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah engkau bahwa saat inilah yang paling aku takutkan dalam diriku. Jika Dia tidak menganugerahkan aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah menerimamu bukan sebagai suamiku namun sebagai kekasihku.

Ingin ku memberitahumu, bahwa aku bersedia untuk menunggumu, hingga engkau siap dengan yakin untuk meminangku, dan aku pun siap dengan pinanganmu.

Namun kadangkala aku terpikir, semuanya pasti akan berlalu, dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu. Tetapi ada ketakutan dalam diriku, apabila aku melupakanmu. Aku takut tidak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain. Karena engkau yang dulu berbeda dengan engkau yang sekarang.

Untukmu yang telah melumpuhkan hatiku, izinkan aku menutup coretan ini, dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucumu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingati kisah lama kita. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk menempuh jalan menuju keindahan sebagian dari iman, kita akan tersenyum bersama akhirnya, setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.

Untukmu yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhanmu, Tuhanku, dan Tuhan semua manusia, akhir yang terbaik terhadap kisah kita.

Mintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, mintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.

Wahai engkau yang sekarang ku cintai, semoga perkara yang terjadi ini bukanlah sebuah Dosa, karena aku mengenalmu lewat jiwa, bukan lewat mata.

(By: Umi Zahra El-Hatits)

Baca Juga: Beruntunglah Bagi Lelaki Yang Memiliki Istri Sholehah.

Baca juga tulisan berikut ini: