Calon Imamku, Jadikanlah Aku Wanita Yang Sholehah – Duhai calon imamku, jika harta yang engkau idamkan, ketahuilah diriku tidak punya harta di dunia ini melainkan ilmu agama yang telah dititipkan buatku oleh ayah dan ibuku.
Tiada harta untuk kupersembahkan, hanya ketenangan yang mampu aku sediakan buatmu, karena aku teringat firman Allah: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. At-Ruum: 21).
Jika keturunan yang mulia itu yang engkau dambakan, ketahuilah juga, bahwa aku di bawah pengawasan Allah sebagai penjaga mutlak diriku, aku adalah keturunan mulia, ayahanda Nabi Adam a.s. dan bunda Hawa a.s. sama seperti mu.
”Maka bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengasihi orang yang bertawakal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu maka, tiada seseorangpun yang boleh menghalang kamu, dan jika ia mengecewakan kamu, maka siapakah yang dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan demikian)? dan ingatlah kepada Allah jualah hendaknya orang yang beriman itu berserah diri.” (QS. Ali-Imran: 159-160).
Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahwa engkau juga tidak terlepas seperti insan yang lain.
Ketahuilah, jika kecantikan itu yang kau inginkan dari diriku, engkau telah salah langkah.
Tiada kecantikan yang tidak terbanding untuk kupertontonkan padamu, telah aku hijabkan kecantikan diriku ini dengan amalan ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai, engkau hanya membuang waktu jika menginginkan kecantikan lahiriah semata-mata.
Calon imamku, jadikanlah aku wanita yang sholehaha. Aku memerlukan engkau untuk bersama-sama menegakkan dakwah islamiyyah ini, dan aku merelakan diri ini menjadi penolongmu untuk membangunkan sebuah markas dakwah dan tarbiyyah ke arah jihad hamba-Nya kepada Penciptanya yang Agung.
Pendirianku, pernikahanku, akan aku jadikan medan pencarian ilmu agama sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam, aku masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekalkan ilmu agama yang telah dibekalkan ini, aku ingin menjadi isteri yang sentiasa mendapat kerudhaan Allah dan suamiku untuk memudahkan aku membentuk usrah muslim antara aku, suamiku dan anak-anak untuk dibaiahkan dengan ketaatan kepada Allah SWT, aku bercita-cita bergelar pendamping sholehah, seperti mana yang dijanjikan Rasulullah SAW.
“Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada lelaki yang bangun di tengah malam lalu dia sembahyang dan membangunkan isterinya, maka sekiranya enggan juga bangun untuk bersembahyang, dia merenjiskan air ke mukanya. Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada wanita yang bangun di tengah malam lalu bersembahyang dan membangunkan suaminya. Maka jika dia enggan, dia merenjiskan air kemukanya.” (HR. Abu Dawud).
Renungilah Firman-Nya ini, lalu kau akan tahu hakikat diriku dan dirimu dipertemukan oleh Allah atas namanya pertemuan.
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa: 1).
“Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan kerana mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.” (QS. An-Nissa: 34).
Membenarkan seperti apa yang telah Dia katakan dalam Qalam-Nya yang mulia, aku meyakini bahwa engkau adalah pemimpin untukku.
Jadikanlah suatu pernikahan itu sebagai asas pembangunan iman dan bukannya untuk memuaskan bisikan syetan yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai tunjang nafsu semata-mata.
Semoga diriku dan dirimu sentiasa didampingi rahmat dan keredhaan-Nya. Lakukanlah tanggung jawabmu itu dengan kesabaran, qanaah, ketabahan.
Semoga kita akan menjadi salah satu daripada jemaah saf menuju ke syurga, insya Allah, aku tidak menginginkan hantaran bersusun, mas kahwin yang hanya akan menyebabkan hatiku buta dalam menilai erti kita dipertemukan oleh Allah atas dasar agama.
Cukuplah seandainya, maharku sebuah Qalam Mulia Al-Quran, karena aku meyakini Qalam itu mampu memimpin rumahtanggaku dalam meraih keridhaan-Nya, bukan kekayaan dunia yang bersifat sementara.
Bantulah aku dalam menjayakan agama Allah, karena ia adalah laluan untuk aku menyempurnakan separuh daripada agamaku, insya Allah.
Akhlakmu yang terdidik indah oleh ayah ibu dan orang sekelilingmu,itulah yang aku harapkan daripada kekayaan duniawi yang kau sediakan.
Tidak lagi wujud keborosan dan kebakhilan karena semuanya berada di dalam udara Qana’ah (berpuas hati dengan apa yang ada), ridha dan yakin bahwa dunia ini bukanlah negara Janatunna’im.
Lihatlah rumah tangga Rasulullah SAW, kadang-kadang berlalu sebulan demi sebulan, pernah dapurnya tidak berasap karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak.
Walaupun demikian susahnya,rumah tangga Rasulullah SAW tetap menjadi rumahtangga yang paling bahagia yang tidak ada bandingannya hingga ke hari ini.
“Ya Allah, gembirakan kami dengan ridha-Mu, satukan dan kekalkanlah cinta kami hinga kami dapat bersama-sama berkumpul didalam syurga-Mu.”
Aamiin yaa rabbal’aalamiin.
Baca Juga:
Jika Engkau Mencintaiku, Jagalah Aku Dengan Imanmu.
Istri Harus Mensyukuri Setiap Pembarian Suami.
Wahai Calon Suamiku, Jemput Aku Menjadi Bidadarimu.