Mengapa Jodoh Tak Kunjung Datang

Mengapa Jodoh Tak Kunjung Datang? Inilah Jawabannya – Sebagai orang beriman, salah satu hal yang harus kita yakini bahwa hanya Allah SWT yang menentukan jodoh kita. Bahwa kita dilahirkan bersamaan dengan ketetapan jodoh yang terbaik menurut Allah SWT.

Di dalam doa-doa kita, khususnya bagi yang belum menikah, selalu terungkap doa agar Allah SWT menyegerakan jodoh di dunia yang fana ini.

Lalu bagaimana jika jodoh tak kunjung tiba? Padahal hampir setiap saat, kita selalu memintanya kepada Allah SWT, Sang Maha Kaya dan Pencipta segala sesuatu.

Tapi mengapa jodoh tetap tak kunjung datang?

Kalau sudah begini, jangan pernah sekalipun terlintas dalam pikiran kita, untuk berprasangka buruk kepada Allah SWT. Na’udzubillah min dzaalik. Justru, kita harus instropeksi pada diri sendiri.

Sudahkah kita melakukan ikhtiar untuk menjemput jodoh yang sesuai dengan cara-cara Rasulullah SAW?
Mengapa Jodoh Tak Kunjung Datang? Inilah Jawabannya
Berikut beberapa alasan mengapa jodoh tak kunjung datang dari Ust. Ihsan Hakim:

1. Niat yang Baik.

Niat yang baik maksudnya jika hendak melakukan sesuatu, tidak cukup hanya sekedar niat. Tetapi harus diikuti dengan langkah-langkah atau perbuatan yang akan mewujudkan niat tersebut. Jadi, kalau memang kita ingin menjemput jodoh, maka lakukanlah perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan hal itu.

Salah satunya, mencari ilmu tentang jodoh atau misalnya menabung untuk biaya pernikahan.

2. Mengubah Pemahaman.

Selama ini ikhwan memiliki hasrat untuk menjemput jodoh.

Bagaimana kalau jodoh yang mencari ikhwan? Begitu juga dengan akhwat, yang memiliki kecenderungan menunggu jodoh.

Ternyata tidak ada salahnya kalau akhwat berinisiatif menjemput jodoh. Ikhwan yang ingin jodoh menjemput dirinya, maka harus melakukan perbaikan diri, seperti meningkatkan keilmuan dan kesholehan.

Begitu juga dengan akhwat yang ingin menjemput jodoh. Salah satunya adalah menabung. Karena jaman sekarang tidak hanya ikhwan yang wajib menanggung beban biaya pernikahan. Tapi akhwat juga punya tanggung jawab. Kita tahu bagaimana, Siti Khadijah yang tertarik lebih dulu kepada Nabi Muhammad SAW. Waktu itu beliau belum mendapat tugas kerasulan. Tapi karena keluhuran akhlaknya, maka Khadijah pun ingin menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suaminya.

Soal biaya, jelas Khadijah mampu, karena dia seorang janda yang kaya raya. Kondisi sekarang, ikhwan banyak yang sudah siap secara fisik dan keilmuan, tapi dana belum mencukupi.

Karena itu, tidak ada salahnya kalau akhwat juga menabung dan turut menanggung biaya pernikahan.

3. Meminta bantuan orangtua, keluarga atau orang lain.

Selama ini orangtua selalu menanyakan kapan kita akan menikah.

Sekarang kita balik dengan meminta orangtua untuk mencarikan jodoh buat kita. Bisa juga meminta bantuan saudara, atau teman. Tentunya mereka yang dimintai bantuan sudah paham dengan kriteria jodoh yang kita inginkan. Atau, kita membantu orang lain untuk menjemput jodoh.

Karena ada hadits yang menyatakan, muslim yang baik adalah yang bermanfaat bagi muslim lainnya. Insya Allah dengan banyak membantu orang lain untuk menjemput jodohnya, maka Allah SWT akan menyegerakan bertemu dengan jodoh kita.

4. Berdoa.

Kalau selama ini kita sering berdoa untuk kebaikan diri sendiri, maka cobalah untuk mendoakan orang lain.

Doakan orang lain agar dimudahkan untuk menjemput jodohnya. Karena jika seseorang mendoakan orang lain, yang orang tersebut tidak mengetahui kalau dirinya didoakan, maka para malaikat akan mendoakan hal yang sama untuk orang yang mendoakan.

5. Tawakal.

Serahkan segalanya kepada Allah SWT.

Tawakal itu harus berkhusnuzhon kepada Allah SWT. Ada dua kehendak Allah yang harus kita yakini. Kehendak qauniyah dan syar’i.

Pada dasarnya, Allah SWT. menghendaki kita menikah. Karena menikah merupakan perbuatan baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan kita kepada hal-hal yang tidak baik. Tapi kehendak qauniyah kita sendiri membuat kita malas, tidak membuka diri, ada yang datang tapi kita menolak.  Inilah kehendak qauniyah kita.

Ketika kita sudah sangat berhati-hati menaiki atap rumah namun akhirnya terjatuh juga, maka ini adalah kehendak syar’i Allah SWT.

Tapi ketika kita tidak berhati-hati lalu terjatuh, ini adalah kehendak qauniyah.

Kaitannya dengan menikah, kita sudah meniatkan untuk itu dan merasa sudah tawakal kepada Allah SWT.

Tapi ternyata, kita lebih sering tidak khusnuzhon kepada Allah SWT.

Padahal Allah SWT selalu menginginkan segala kebaikan kepada kita. Hanya kita tidak menyikapi kebaikan Allah SWT itu dengan baik.

6. Amalan.

Puasa sunnah. Tapi jangan niat puasa sunnah untuk menjemput jodoh. Tetap niatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Sholat tahajjud dan banyak berdoa kepada Allah SWT. Dibolehkan menyebutkan amalan-amalan yang sudah dilakukan dalam doa kita.

Misal: “Ya Allah semoga amal puasa yang sudah hamba lakukan, dapat menyegerakan jodoh yang terbaik menurut Engkau.”

Banyak Istighfar. Banyak berinfaq. Dan jangan pernah berputus asa.

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”  (QS. Al-Israa: 83).

Karena berputus asa akan membuat kita terputus dari rahmat Allah SWT.

Putus asa sering dipicu karena kita memiliki sedikit saja prasangka buruk kepada Allah SWT.

Misalnya, seorang akhwat sudah merasa Allah SWT menjadikan dia perawan tua, karena hingga usia yang sudah cukup matang, jodoh masih tak kunjung tiba.

Maka Allah pun menjadikannya seperti itu. Namun jika dia optimis, Allah SWT pasti akan menolongnya.

Jadi intinya, bagaimana kita menyikapi jodoh yang tak kunjung tiba adalah jangan pernah sedikit pun kita berprasangka buruk kepada Allah SWT.

Dalam hadits qudsi Allah SWT berfirman: “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.”

(By: Ustadz Ihsan Hakim)

Baca Juga: Aku Mencintaimu Utuh Tak Tersentuh

Baca juga tulisan berikut ini: