Jika engkau lelaki yang sholeh, aku berharap engkau mau membimbingku dan meluruskan arah jika ku salah dalam melangkah.
Aku akan berusaha menjadi makmum yang baik, aku sedang belajar bagaimana menjadi makmum yang baik untukmu, aku sedang belajar bagaimana menjadi ustri dan ibu yang baik untuk anak-anak kita kelak, aku sedang belajar bagaimana menjadi menantu dan ipar yang baik untuk mertua dan saudara-saudara mu kelak.
Namun jika engkau adalah lelaki yang sedang bangkit dari kesalahan, sudahkah hari-harimu engkau isi dengan perbaikan diri?
Sudahkah hatimu engkau jaga dari godaan cinta yang silih berganti datang menghampiri? Sudahkah khilafmu engkau perbaiki? Sudahkah kelalaianmu di masa lampau engkau sesali?
Aku berharap engkau adalah sosok lelaki yang mau memulai memperbaiki diri, dengan menebus kesalahan di masa lalumu dengan penyesalan dan cucuran air mata taubat.
Jangan khawatir Duhai Calon Imamku, aku pun bukan seorang yang suci dari dosa, bukan wanita yang tinggi Ilmu agamanya, aku hanyalah wanita biasa, yang sedang menebus kesalahan di masa lalu dengan perbaikan dan cucuran air mata penyesalan.
Jika engkau mampu menjaga hatimu, maafkan aku yang sempat mencoba mencari sosokmu dari mereka yang telah menjadi mantanku.
Aku berharap engkau mau memaafkan khilafku, aku menyesal dengan segala khilafku dulu, dan aku telah berjanji menjaga kesucian cinta ini hanya ku persembahkan untukmu nanti.
Maafkan aku duhai calon imamku, meskipun ragaku tak termiliki, namun hati dan cintaku pernah menjadi milik mereka, atau jika ternyata engkau sama sepertiku yang pernah melabuhkan hatimu kepada wanita sebelum aku, aku sangat memaklumi dan mengerti khilafmu, karena akupun juga begitu.
Namun jika engkau adalah lelaki yang masih terlena dengan kenikmatan dunia, aku berharap engkau segera bangkit dan tenggelam dalam linangan air mata, atas dosa yang pernah kita banggakan.
Tiada manusia yang luput dari salah dan khilaf bukan? Dan sebaik-baik dari kita adalah yang mau bertaubat, mau memperbaiki diri, mau menyesali kesalahan yang kita perbuat dan berjanji untuk tidak mengulanginya.
Ingatlah duhai calon imamku, Allah Maha Pengampun.
Kan ku isi hari-hari dalam menantimu ini dengan perbaikan diri, aku akan belajar semua kewajibanku padamu, agar kehadiranku di dalam hidupmu bisa membawa warna kebahagiaan baru.
Aku tak meresahkan kedatanganmu, karena akupun belum siap menerima kehadiranmu, kan ku jaga hati dan jiwa ini hanya untuk engkau yang nantinya Allah halalkan dengan pernikahan suci.
Do’akan agar aku istiqomah di penantian ini, kan ku nanti engkau disini dengan cinta Allah yang setia menemani, aku kan setia menantimu hingga saatnya tiba kau datang menjemputku.
Aku sampaikan semua rinduku kepada Allah Yang Maha Tahu, karena hanya Dia yang tahu dimana keberadaanmu, dan hanya Dia yang mampu menyampaikan segala rinduku padamu.
Karena aku menginginkan Allah yang bertahta, kan ku jaga hatiku dari cinta sebelum akad nikah tiba.
Aku ingin menerimamu bukan semata-mata karena cintaku padamu, tapi ku ingin menerimamu untuk meraih Cinta dan Keridhaan-Nya.
Pilihan Allah tak selalu indah inginmu, namun itulah Pilihan-Nya.
Pilihannya pasti yang terbaik untuk kita, mungkin kebaikan itu tidak terletak pada orang yang kita pilih, tetapi jalan yang kita pilih, atau mungkin kebaikan itu terletak pada kesabaran dan keikhlasan kita menerima segala ketentuan-Nya.