Duhai Istriku, Aku Akan Berusaha Menjadi Suami Yang Baik – Duhai istriku, aku teringat sebuah kewajiban yang harus aku tunaikan sebagai seorang suami, sebagai seorang nahkoda dalam kapal kita, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga kita. Duhai istriku, aku akan berusaha menjadi suami yang baik, yang menyayangimu yang berusaha untuk berta’awun (saling tolong menolong) dalam kebaikan.
Duhai istriku, aku akan selalu berusaha membuat dirimu senang, sebagaimana aku senang jika diperlakukan seperti itu. Di antaranya, aku akan berusaha selalu tampil rapi, wangi di hadapan dirimu. Sebagaimana aku senang jika aku diperlakukan seperti itu.
Duhai istriku, jika engkau melihat dari diriku rasa cemburu itu bukti rasa cintaku padamu, yang dengan itu aku berusaha menjaga dan mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanku yang syar’i menjadi sebab terjaganya dirimu, aku ingin seperti Sa’ad bin Ubadah bahkan aku ingin seperti Rasulullah SAW.
Duhai istriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah mencintai dirimu, engkau diantara anugrah yang terbesar yang Allah berikan kepada diriku, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang sholehah.” (HR Muslim).
Duhai istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu terasa oleh diriku.
Duhai istriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan masukkanmu ke dalam surga-Nya.
Duhai istriku, aku akan berusaha menjadi suami yang baik. Ingatkanlah jika suamimu keliru, jika ada hakmu yang terlalaikan, jangan engkau ragu untuk menasehati jika suamimu keliru, jika suamimu salah, karena aku ingin rumah tangga kita dibangun diatas saling menasehati didalam ketaatan kepada Allah, karena atas dasar inilah agama kita dibangun, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Agama itu adalah nasehat.” (HR. Muslim).
Duhai istriku, aku ingin hubungan kita dibangun atas saling percaya dan saling berkhusnudzan (berbaik sangka) satu dengan yang lainnya, karena dengan sebab inilah akan menutup celah hal-hal yang akan menimbulkan hubungan kita tidak harmonis.
Duhai istriku, aku akan melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan istrinya.
Sebagamana firman-Nya: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberikan nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya.“ (QS. Ath-Thalaq: 7).
Duhai istriku, aku akan selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap yang baik dan menjaga perasaanmu, maafkan suamimu jika masih jauh dari hal itu, aku ingin berusaha berbuat yang terbaik untuk dirmu.
Duhai istriku, aku ingin engkau akrab dengan kedua orang tuaku, mulailah dengan berlaku lemah lembut kepadanya, membantu pekerjaannya, niscaya engkau akan disayang seperti anaknya sendiri.
Duhai istriku, semoga Allah menjaga dan melanggengkan rumah tangga kita di atas ketaatan kepada-Nya hingga akhir hayat kita, dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya, Aamiin.
Baca Juga Artikel Lainnya: Indahnya Suami Dan Istri Pilihan Allah.