Duhai calon imam dalam sholatku, aku akan selalu hadir dalam cintamu kepada Allah, dengan sigap aku akan menghamparkan sajadah sebagai alas sujudmu, semoga dengan hadirku sebagai makmummu, Insya Allah akan menyempurnakan ibadah kita nanti.
Deru doamu akan kuiringi ‘Aamiin’ dari lisanku, dalam hening malam air mataku ini tak henti ku titiskan bercahayakan munajat doa bersamamu.
Duhai calon pemilik tangan gagah yang menolongku ketika aku tersungkur dan jatuh, lindungi aku dalam perjalanan hidup kita, ketika engkau terluka kan kubalut dengan cinta jiwa yang merona, menyembuhkan segala perih dalam jiwamu. Dan akan kuhaluskan telapak kakimu dengan mencucikannya ketika engkau pulang dari berjihad nanti.
Baca Juga: Lelaki Sejati Adalah Lelaki Yang Berani Menikahi Pujaan Hati.
Duhai calon ayah dari para mujahid-mujahidah kita, aku sebagai ibu, madrasah pertama sebagai sumber ilmu buat anak-anak kita, akan kutanamkan ilmu agama agar mujahid mujahidah kita takut akan Rabbnya, santun kepada kedua orang tuanya, menghormati orang-orang yang lebih tua. Berakhlakul karimah yang baik kan kusisipkan dalam prilakunya semenjak kecil.
Duhai calon nahkoda yang akan membawa keluargaku ke syurga, mari kita hiasi rumah kita dengan cahaya-cahaya iman.
Aku dalam diam sengaja tidak menampakan diri, agar engkau benar-benar menemukanku dalam cahaya sujudmu.
Aku tak banyak bicara karena aku takut ketika aku menyapa, engkau terpesona pada apa yang aku ucapkan, akupun menunduk malu, karena aku takut memudarkan imanmu.
Duhai calon imam dunia akheratku, aku menunggu lisan qabul darimu, yang menyambut ijab dari waliku, Insya Allah, aku sedia menunggumu di sini.
(By: Miftahul Mujahidah)