Namun dimanakah cermin jiwaku?
Setetes demi setetes embun di kuncup-kuncup dedaunan mulai mengering oleh sinar sang mentari yang mulai sepenggelahan naik menyapa hari.
Dan kuning dedaunan pun satu demi satu berguguran meninggalkan rantingnya.
Resah, semakin gelisah jiwa ini menghitung waktu yang terus berlalu.
Entah sampai kapankah kesendirianku melewati usia, sementara sungai terus mengalir menemui muara.
Dan aku? Yaa Allah, dimanakah Engkau menyimpan cerminan jiwaku itu?
Cermin jiwaku yang rela menghabiskan sisa hidupnya bersamaku.
Cermin jiwaku yang ikhlas menerima aku dengan segala kekuranganku.
Aku ingin belajar bersamanya tuk meraih cinta-Mu, sesungguhnya diri ini telah mendambakan lelaki yang telah Engkau pilihkan untukku.
Baca Juga: Terima Dengan Ikhlas Jika Orang Yang Kamu Cintai Ternyata Bukan Jodoh Kamu.
Aku tak ingin lama hidup dalam kegelisahan, lalu dimanakah bayanganku itu?
Yang akan meredakan tangisan di sanubariku?
Yang akab menepiskan kegundahan di dalam hati ini?
Pertemukanlah aku secepatnya dengan dia Yaa Allah.
Akan ku terima kekurangan dan kelebihannya, karena aku yakin dari-Mu yang terbaik untukku.
Karena dia adalah cermin jiwaku yang telah Engkau persiapkan untuk mendampingiku didalam syurga-Mu.