Tapi aku akan berusaha cerdas layaknya Siti Aisyah ketika kelak mendampingimu, dan aku akan berusaha selembut Siti Fatimah dalam menenangkanmu.
Maka datangilah waliku, ku tunggu engkau menghalalkanku.
Akhi, akupun menyadari bahwa engkau adalah lelaki yang tak sehebat Sahabat Ali ataupun sekuat Sahabat Umar.
Akan tetapi engkau bisa menjadi hebat layaknya Ali ketika kau menjagaku dalam kelemahanku, dan engkau akan sekuat Umar agar aku tidak selalu menjadi tulang risuk yang bengkok, aku butuh imam yang bisa menjaga keimanan, bukan yang mebawa kami pada jurang maksiat.
Maka datangilah waliku, kutunggu engkau menghalalkanku.
Sungguh akhi, aku memang tidak mampu menahan kala aku jatuh hati, tapi aku tak akan menunjukkan pesonaku hanya karena cinta yang menuntut nafsu pada keramahan syetan kepadaku.
Bukanlah jatuh cinta jika engkau mengajakku pada kemaksiatan.
Bila kau memang jatuh cinta kepadaku, jangan engkau bebankan deritamu pada hati yang akan memuntutmu untuk berbuat nista.
Izinkan aku menjaga hatimu, agar kita bisa menjelang bersama Jannah-Nya.
Maka datangilah waliku, kutunggu engkau menghalalkanku.
“Tidak ada yang lebih indah bagi laki-laki dan wanita yang sedang saling rindu, namun mereka tak telfon, tak sms, tapi keduanya saling mendo’akan didalam sujudnya masing-masing.”