Jangan engkau puji diriku, jika engau hanya ingin membuatku tersenyum dan makin terbuai rayuanmu. Tidak, tidak akhi, aku ingin kau puji aku setelah engkau halal bagiku.
Maka datangilah waliku akhi, kutunggu pinanganmu.
Akhi, tidak akan aku langgar iffahku dengan ajakan khalwat dari mu, engkaupun sebenarnya tahu hal itu hanya akan menimbulkan badai kelabu yang membuat aku tak berdaya karena pihak ketiga yanhg ak lain syetan yang ada di dekat ku.
Maka datangilah waliku akhi, kutunggu pinanganmu.
Jagalah sikapmu pada ku akhi, maka akan ku jaga sikapku padamu, aku lemah akan sanjunganmu.
Maka datangilah waliku akhi, kutunggu pinanganmu.
Jilbabku untuk melindungi kehormatanku, santun ku untuk menjaga iffah. Jangan kau lenakan aku agar ku lepaskan kehormatan di hadapanmu sebelum engkau halal bagiku.
Sungguh aku ingin engkau pun ikut menjaga kehormatan ku dengan menjagaku, bukan malah membawa pada kenistaan. Agar engkau mampu menjaga ku secara utuh.
Maka datangilah waliku akhi, kutunggu pinanganmu.
Akhi, aku memang tak sesempurna Aisyah dalam kecerdasannya, ataupun Fatimah dengan kelembutannya. Tapi aku akan berusaha cerdas layaknya Aisyah dalam naunganmu dan ku akan berusaha selembut Fatimah dalam menenangkanmu.
Maka datangilah waliku akhi, kutunggu pinanganmu.
Akhi, engkau pun tak sehebat Ali ataupun sekuat Umar, tetapi kau akan menjadi hebat seperti Ali ketika kau menjaga ku dalam kelemahanku dan engkau akan sekuat Umar agar ku tidak selalu menjadi tulang yang bengkok. Sungguh aku memerlukan imam yang mampu menjaga keimanan, bukan yang membawaku pada jurang kemaksiatan.
Maka datangilah waliku akhi, kutunggu Pinanganmu.
(By: Miftahul Mujahidah)