Halalkanlah Cintamu untuk Allah

Halalkanlah Cintamu untuk Allah – Ada sebuah kisah klasik di antara kita para anak manusia. Adam dan Hawa, begitulah kecenderungan manusia pada tiap lawan jenisnya. Ada ikhwan akhwat, akhi ukhti, qais laila, cewek cowok, romeo juliet, dan begitu seterusnya. Sudahlah biasa mungkin, jika cinta itu diungkapkan seorang cowok pada kekasihnya. Pada kenyataannya, mereka memang dua sejoli yang sedang memadu kasih, di mabuk lautan asmara. Pertanyaannya kemudian adalah apakah biasa jika cinta itu diungkapkan seorang ikhwan kepada akhwat atau bahkan mungkin sebaliknya?

Halalkanlah Cintamu untuk Allah
Halalkanlah Cintamu untuk Allah

Ketika ada si ikhwan berkata pada akhwatnya “ukhti, aku mencintaimu dan menyayangimu…”

Hmm, sederet kata sayang yang memenuhi ucapannya… mengharapkanmu menjadi kekasih hati. Terbungkus harapan dan janji-janji manis. Padahal belumlah saatnya ungkapan itu dilontarkan.

Coba hawa, apa yang kalian rasakan jika ungkapan itu mendarat di telingamu?

Akankah terbang di atas awan ataukah terbuai angan panjang. Mungkin dari kalian ada yang punya hati sekuat baja, sehingga kata-kata seperti itu akan mental. Tapi tak semua di antara kita banyak berhati bak kapas yang mudah diterbangkan kemana pun angin berhembus.

Betapa tak kuasanya. Lembutnya hati si hawa. Adam, tegakah kalian menodai hati lembutnya?

Dengan kepolosan dan keluguannya. Atau bahkan mungkin kebodohannya. Ya, mungkin karena kebodohan dan kedangkalan ilmunya.  Tolong, jaga hati kami. Kalau tidak boleh dikatakan kalian memanfaatkan, mempermainkan, atau menguji hati kami. Mau tau jawabnya apa?

Maaf, kalo boleh kami sebut kalian adalah pengecut.

Kenapa begitu? Karena antum hanya bermain-main dengan sehelai kapas yang kecil, tipis, mudah terbang tanpa arah dan tujuan. Bermain-main di belakang dalam angan dan buaian. Realitasnya, kalian belum berani menghadapinya. Adakah jika engkau jantan, maka nikahi aku??

Bisakah?? Renungkanlah…

Jauhi kami, jika kalian tak kuasa dengan fitnah hawa. Janganlah percikkan bara, jika kalian tak ingin terbakar olehnya.

Janganlah menantang resiko dengan mendekati pintu-pintu fitnah, jika kalian tidak bisa menanggung konsekuensinya. Melegalkan cara-cara yang telah diharamkan-Nya. Bagaimanapun itu sudah keluar dari jalur dan syari’at-Nya. Terbuai cinta yang bersemi sebelum waktunya sehingga menempuh jalan bermaksiat kepada-Nya.

Sabarlah dan tuntutlah ilmu. Amalkan dulu ilmu yang kita punya dalam balutan ketaatan dan ketakwaan. Jika memang sudah tak bisa. Tempuhlah jalan yang paling mulia tuntunan Rasul-Nya. Menikahlah melalui jalur syari’at-Nya. Halalkanlah cintamu untuk Allah, dengan meminangku sesuai dengan syariat agama kita.

Dengan cara-cara yang dilegalkan dan dihalalkan-Nya. Muslim yang baik untuk muslimah yang baik. Muslimah yang baik untuk muslim yang baik pula. Dan sebaliknya. Semoga kalian karena-Nya terbingkai indah dan mulia dengan sebuah pernikahan.

Kuntum mawar yang telah merekah mempesona, hadirkan ungkapan cinta suci pada kekasihnya. Itulah cinta yang sesungguhnya. Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu, hidupmu, agamamu, dunia dan akhiratmu.”

Baca juga tulisan berikut ini: